Artikel Rohani
Janganlah engkau membinasakan saudaramu oleh karena makananmu, karena Kristus telah mati untuk dia. Apa yang baik, yang kamu miliki, janganlah kamu biarkan difitnah. Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus. Karena barangsiapa melayani Kristus dengan cara ini, ia berkenan pada Allah dan dihormati oleh manusia. Sebab itu marilah kita mengejar apa yang mendatangkan damai sejahtera dan yang berguna untuk saling membangun. Janganlah engkau merusakkan pekerjaan Allah oleh karena makanan! Segala sesuatu adalah suci, tetapi celakalah orang, jika oleh makanannya orang lain tersandung! Baiklah engkau jangan makan daging atau minum anggur, atau sesuatu yang menjadi batu sandungan untuk saudaramu. Berpeganglah pada keyakinan yang engkau miliki itu, bagi dirimu sendiri di hadapan Allah. Berbahagialah dia, yang tidak menghukum dirinya sendiri dalam apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan. Tetapi barangsiapa yang bimbang, kalau ia makan, ia telah dihukum, karena ia tidak melakukannya berdasarkan iman. Dan segala sesuatu yang tidak berdasarkan iman, adalah dosa. Kita, yang kuat, wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat dan jangan kita mencari kesenangan kita sendiri. Setiap orang di antara kita harus mencari kesenangan sesama kita demi kebaikannya untuk membangunnya. Karena Kristus juga tidak mencari kesenangan-Nya sendiri, tetapi seperti ada tertulis: “Kata-kata cercaan mereka, yang mencerca Engkau, telah mengenai aku.” Sebab segala sesuatu yang ditulis dahulu, telah ditulis untuk menjadi pelajaran bagi kita, supaya kita teguh berpegang pada pengharapan oleh ketekunan dan penghiburan dari Kitab Suci. Semoga Allah, yang adalah sumber ketekunan dan penghiburan, mengaruniakan kerukunan kepada kamu, sesuai dengan kehendak Kristus Yesus, sehingga dengan satu hati dan satu suara kamu memuliakan Allah dan Bapa Tuhan kita, Yesus Kristus. Sebab itu terimalah satu akan yang lain, sama seperti Kristus juga telah menerima kita, untuk kemuliaan Allah. Rom.14:13 – 15:7
Eksposisi Surat Roma (41)
Ini adalah sikap kita. Kenapa kita tidak boleh melakukan judgmental attitude? Karena kadang-kadang kita tidak sadar orang itu mungkin imannya lemah. Kalimat yang salah keluar dari mulut kita mungkin bisa menjatuhkan dan merugikan iman orang seperti itu. Maka Paulus menasehatkan kita untuk menerima baik-baik orang yang lemah iman.
Terakhir, kalau hal-hal itu berkaitan dengan Alkitab tidak perintahkan atau tidak larang, berarti itu masuk ke dalam kedewasaan rohani, maka kita bisa mengerti kenapa di sini Paulus membedakan antara orang Kristen yang imannya lemah dan yang kuat. Dengan memakai kata ‘lemah’ hanya meminta kita menerima orang itu, tetapi Paulus tidak berarti meminta orang itu untuk terus-menerus berada di dalam kelemahan. Menerima orang yang imannya lemah tanpa mempercakapkan pendapatnya dengan tujuan supaya dia dibangun imannya. Kematangan rohani diperlukan bagi setiap kita pada waktu engkau dan saya mengambil keputusan di hadapan Tuhan.
Saya mengajak sdr melihat dua bagian yang penting dan dari sana melihat perlunya pertimbangan kedewasaan rohani di dalam mengambil keputusan. Dalam 1 Tes.3:1 Paulus memakai frase ”…we thought it is best…” di dalam mengambil keputusan di dalam pelayanan dia. Memikirkan, menggumuli, memutuskan apa yang terbaik. Dalam Fil.2:25 Paulus mengatakan, ”…I thought it is necessary…” mana yang paling prioritas di dalam pengambilan keputusan. Banyak hal kita inginkan di dalam hidup kita, itu adalah hal yang wajar. Tetapi mungkin tidak semuanya sekaligus datang di dalam hidup kita. Kita perlu menetapkan prioritas dan mungkin kita tidak bisa ambil semuanya, kita belajar untuk mengucap syukur terhadap apa yang Tuhan beri kepada kita. Paulus di dalam mengambil keputusan di dalam pelayananpun tidak gegabah dan bilang “Tuhan pimpin saya harus begini begitu…” Jelas saya percaya Tuhan pimpin dia dalam mengambil keputusan, hanya bagaimana cara Tuhan pimpin. Paulus bilang Tuhan memberi prinsip melalui firmanNya, lalu Paulus menggumuli dan memikirkan dengan sungguh-sungguh sebelum mengambil keputusan. Ada tiga langkah penting di dalam pengambilan keputusan yang Paulus katakan di dalam Rom.1:10 dan 13. Pertama, “aku berdoa…” Kedua, “semoga kehendak Allah…” Itu sebab kita perlu serahkan kepada Tuhan, meletakkan dengan hati yang rendah di dalam doa. Melalui firman Tuhan ini terutama Rom.14-15 saya harap sdr bisa melihat seluruh rangkaian pengertian ini. Banyak keputusan di dalam hidup kita bersifat adiaphora, dimana engkau akan tinggal, pekerjaan apa yang engkau akan ambil, menikah dengan siapa, berapa banyak anak, bagaimana masa depan kita atur, bagaimana life style hidup, dst. Kebebasan di dalam mengambil keputusan di situ tidak berarti kita boleh semena-mena, perlu masuk ke dalam prinsip firman Tuhan, Tuhan tetapkan prinsip itu sebagai prinsip yang indah di dalam kedewasaan rohani.
Daftar Konten Situs ini : |